img
Blog

BAHOROK 'NINGRAT' CIGAR DARI BATU KATAK

Bagus aria duduk di belakang sebuah meja lebar dengan tumpukan daun-daun tembakau kering yang hampir menutupi wajahnya. Daun-daun itu dipisahkan dan dipilah-pilah menurut jenis dan citarasa maupun aromanya. Kepalanya menunduk ke permukaan meja, dimana berbagai perlengkapan kayu, timbangan digital, dan alat pemotong berserakan setelah digunakan. Sejenak kemudian, ia menegakkan bahunya sembari menarik napas panjang sebagai ekspresi rasa puas.

Sebatang cerutu yang baru selesai digulung ia acungkan ke depan. Ukuran robusto. Coklat matang. Rapi sekali. Berkelas dunia. Seseorang akan menikmatinya sebagai 'ningrat' cigar, dari sebuah dusun terpencil di bahorok: batu katak.

Bukan hanya menggulung cerutu, bagus aria juga bekerjasama dengan warga lokal untuk menanam tembakau yang kemudian mereka namai 'tembakau bahorok'. Penanaman ini sekaligus mendukung aktivitas perladangan warga karena ternyata tembakau adalah tanaman pendamping yang dapat mencegah hama tanaman utama.

Setelah dipanen, warga kemudian mengolah daun-daun itu dengan mengeringkan dan mengasapinya di bangunan-bangunan terbuka di pinggir sungai bekail. Caranya, digantung dalam ikatan-ikatan tertentu.

Cerutu adalah komoditas untuk kelas khusus, dan 'ningrat" cigar memang sudah mengambil satu tempat yang khusus di antara produsen cigar indonesia. Semua dikerjakan dengan hand made, dan menggunakan teknik racikan campuran daun dari setidaknya 7 macam filler (isi).

Sebatang cigar terdiri dari filler, binder, dan wrapper. Masing-masing menentukan citarasa akhir dari cerutu. Adapun wrapper (pembalut) terbaik di dunia hingga hari ini masih diduduki oleh tembakau deli. Sejak dulu, nama daun tembakau dari sumatera sudah kesohor di pasar pelelangan eropa, bersaing keras dengan produksi pertanian tembakau dari kuba.

Sayangnya, nama besar tembakau sumatera yang dilambungkan oleh tembakau deli milik ptpn ii tidak dibarengi dengan nama besar produk cerutunya. Produsen cerutu di pulau ini masih terhitung jari, dan skala produksinya kecil sekali. Ningrat cigar adalah salah satu di antaranya. Dan ia membawa keunikan baru dengan memperkenalkan tembakau bahorok yang ditanam di dusun batu katak sebagai filler sekaligus menjadi differensiasi produknya di pasar cerutu nasional.

Bagus aria memulai industri cerutu rumahannya sejak pandemi melanda dunia dan ketika seluruh pintu kawasan tngl ditutup untuk para pengunjung mancanegara. Aria yang sehari-hari berprofesi sebagai guide di bukit lawang kehilangan pekerjaannya sebagaimana yang dialami ratusan guide lainnya. Iseng-iseng, daripada tidak mengerjakan sesuatu, ia mulai mencoba membuat cerutu.

Belajar otodidak, ternyata bakat terpendamnya dapat menghasilkan produk cerutu yang telah membuat sekelompok komunitas pecinta cerutu di medan dan jakarta jatuh cinta pada hasil kerajinan tangannya. Majalah ternama, cigar universe, bahkan telah mengulas produknya dengan review yang bagus.

Bagus aria memilih membuat workshop-nya justru di orchid bungalow batu katak, karena alasan peluang penanaman tembakau yang lebih terbuka potensinya di sana. Bekerjasama dengan pemilik penginapan tersebut, darwin, proses pembuatan cerutu di ruang restoran menjadi atraksi khas di kawasan ekowisata batu katak.

"orang tua saya tinggal di belanda, dan mereka mengajak saya tinggal di sana. Tapi saya lebih menyukai tempat ini. Di sini suasananya tenang dan indah. Bukankah orang-orang eropa sendiri sangat mendambakan tempat ini? " katanya.

Bila tertarik, pengunjung dapat melihat langsung aksi aria menyelesaikan batang demi batang ningrat cigar-nya, dan mereka diizinkan belajar apabila menginginkannya.