
MENUNGGU MEKARNYA AMORPHOPHALUS
Kawasan ekowisata batu katak adalah taman liar bagi amorphophalus titanum dan gigas, bunga dengan kuntum (kelopak) terbesar dan tertinggi di dunia. Hutan sekitar batu katak dikaruniai sebagai habitat bunga bangkai yang langka ini, dan mereka tumbuh di lokasi yang mudah dijangkau.
Selain itu, batu katak juga memiliki kekayaan variasi jenis amorphophalus, mulai dari ukuran kelopak dan kuntum yang sebesar pergelangan tangan sampai pada jenis yang paling langka, yaitu amorphophalus titanum dan amorphophalus gigas, yang tingginya bisa melampaui tinggi badan manusia.
Kedua jenis terakhir ini sangatlah dinantikan mekarnya oleh para pengunjung internasional dengan minat khusus. Biasanya mereka mencari informasi tentang jadwal mekar kedua bunga istimewa tersebut dari para pemyedia paket petualangan leuser, informasi website, dan menyesuaikan jadwal kedatangan mereka berdasarkan informasi tersebut.
Amorphophalus titanum/gigas dan rafflesia arnoldi adalah bunga-bunga endemik pulau sumatera. Jadwal mekarnya selalu dipantau dan diobservasi oleh para petugas patroli hutan dan para pengelola paket perjalanan wisata alam.
Warga batu katak mengatakan, interval musim berbunga sebatang amorphophalus titanum dan amorphophalus gigas bisa mencapai 2 tahun, bahkan lebih. Para ahli menyebutkan, bunga bangkai ini mengalami dua fase dalam siklus hidupnya. Pertama adalah fase vegetatif (aseksual) yang ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya batang serta daun. Fase kedua adalah yang paling dinantikan oleh para turis, yaitu fase generatif (seksual), yaitu ketika umbinya yang tertanam dalam tanah menyembulkan bunga yang ketinggiannya mencapai 2,5 meter untuk amorphophalus titanum dan lebih dari 4 meter untuk amorphophalus gigas.
Umbi amorphophalus titanum dan gigas bisa mencapai berat sekitar satu kuintal yang antara lain berfungsi sebagai sumber makanan dan penyangga bunga ketika mekar. Karena kelengkapan umbi ini, pada jenis amorphophalus muelleri, umbinya dijadikan sebagai sumber pangan manusia. Untuk kepentingan itu, para petani dan korporasi telah melakukan budidaya terhadap tanaman yang nama populernya adalah 'porang' ini.
Setelah menunggu mekar selama dua sampai tiga tahun, lantas berapa lamakah masa mekar amorphophalus titanum dan gigas ini dapat dinikmati? Hanya lima sampai tujuh hari! Setelah itu, ia pun sepenuhnya menjadi bangkai.
Sungguh penantian yang panjang, bukan? Tapi dengan populasinya yang cukup tinggi di habitat kawasan ekowisata batu katak, anda bisa berharap menyaksikannya lebih segera. Paling tidak, bila bunganya belum mekar, anda masih bisa menyaksikan fase vegetatifnya, dan melakukan observasi mengenai jenis-jenis dan ciri melalui batang dan daunnya.