Pertanian dan Perikanan
Kehidupan masyarakat bukit lawang yang agraris menampilkan atraksi pertanian dan perikanan sebagai wajah desa yang paling dominan. Masyarakat lokal menggarap lahan sawah untuk menanam padi. Sebagian tanah daratnya dijadikan perkebunan kelapa sawit dan karet rakyat. Sebagian lagi dibiarkan menjadi ladang polikultur yang berisi pohon durian, manggis, rambutan, duku, jengkol, dan lain-lain.
Panorama sawah yang mendapatkan persediaan air dari sungai dan mata air alami yang begitu kaya di bukit lawang dan sekitarnya, sangat menarik dijelajahi. Sistem pengairan dan distribusi airnya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan sehingga keadaan ini melahirkan kebudayaan air yang unik.
Budidaya perikanan di bukit lawang menghasilkan jenis-jenis ikan sungai dan ikan payau yang dapat disaksikan di kolam-kolam pemijahan dan pembesaran. Pengunjung bisa melihatnya di sepanjang tali air persawahan atau kolam-kolam buatan di samping rumah warga. Daya dukung produk perikanan ini juga melahirkan aneka tradisi memasak ikan sebagai menu khas lokal seperti ikan asam, ikan tumis, ikan bakar, ikan arsik, ikan asap, ikan gulai, dan lain-lain, yang pada akhirnya memperkaya pengalaman untuk menjajaki kuliner lokal.